Sabtu, 30 Maret 2013
Plengdut - Pustaka Online: Teknik pembuatan stek tanaman
Plengdut - Pustaka Online: Teknik pembuatan stek tanaman: Stek (cutting atau stuk) atau potongan adalah menumbuhkan bagian atau potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru. Ada beberapa keuntu...
Rabu, 27 Maret 2013
Kumpulan Rumus-Rumus IPA
1.
Konfersi suhu dalam empat satuan
Terdapat 4 jenis satuan suhu/temperatur yang sering
dipakai di seluruh dunia yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Satuan
Internasional untuk satuan suhu adalah Kelvin karena pada suhu 0 Kelvin, energi
atom berada pada level paling rendah (minimum). Tidak ada lagi kuantum energi
yang lebih rendah yang bisa dimilikioleh sebuah atom selain level energi
tersebut. Untuk merubah/konversi suhu ke berbagai satuan, Anda dapat
menggunakan rumus berikut:
A. Rumus merubah celcius ke kelvin
= Celcius + 273,15
B. Rumus merubah celcius ke reamur
= Celcius x 0,8
C. Rumus merubah reamur ke celcius
= Rheamur x 1,25
D. Rumus merubah celcius ke fahrenheit
= (Celcius x 1,8) + 32
E. Rumus merubah fahrenheit ke celcius
= (Fahrenheit - 32) / 1,8
F. Rumus merubah rheamur ke fahrenheit
= (Rheamur x 2,25) + 32
Yang perlu kita ketahui adalah perbandingan suhu antara celcius, reamur dan fahrenheit adalah 5 : 4 : 9. Khusus untuk farenheit perlu ditambah 32 untuk perubahnnya. Perubahan lain bisa melakukan penyesuaian rumus di atas.
A. Rumus merubah celcius ke kelvin
= Celcius + 273,15
B. Rumus merubah celcius ke reamur
= Celcius x 0,8
C. Rumus merubah reamur ke celcius
= Rheamur x 1,25
D. Rumus merubah celcius ke fahrenheit
= (Celcius x 1,8) + 32
E. Rumus merubah fahrenheit ke celcius
= (Fahrenheit - 32) / 1,8
F. Rumus merubah rheamur ke fahrenheit
= (Rheamur x 2,25) + 32
Yang perlu kita ketahui adalah perbandingan suhu antara celcius, reamur dan fahrenheit adalah 5 : 4 : 9. Khusus untuk farenheit perlu ditambah 32 untuk perubahnnya. Perubahan lain bisa melakukan penyesuaian rumus di atas.
2.
Massa jenis
Massa jenis adalah
pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki
volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis
lebih rendah (misalnya air).
Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis
yang sama.
Rumus untuk
menentukan massa jenis adalah
dengan
ρ adalah massa jenis,
1 g/cm3=1000
kg/m3
Massa jenis air
murni adalah 1 g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3
Selain karena
angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk menghitung, maka massa
jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2 menghitung massa jenis, atau
yang dinamakan 'Massa Jenis Relatif'
Rumus massa
jenis relatif = Massa bahan / Massa air yang volumenya sama
3. Kalor
Kalor adalah bentuk energi yang berpindah karena perubahan suhu (Δt).Kalor jenis
Rumus:dengan ketentuan:
- = Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori)
- = Massa zat (Gram, Kilogram)
- = Kalor jenis (Joule/kilogram°C, Joule/gram°C, Kalori/gram°C)
- = Perubahan suhu (°C) → (t2 - t1)
Untuk mencari massa zat, rumusnya adalah:
4. Kapasitas kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh benda untuk menaikkan suhunya 1°C.Rumus kapasitas kalor:
dengan syarat:
- = Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori)
- = Kapasitas kalor (Joule/°C)
- = Massa zat (Gram, Kilogram)
- = Kalor jenis (Joule/kilogram°C, Joule/gram°C, Kalori/gram°C)
- = Perubahan suhu (°C) → (t2 - t1)
t1 =10°C
t2 =35°C
Q =5000 J
m =20 kgDitanya = b. Kapasitas kalor (H)
a. kalor jenis (c)
delta t = t2-t1
= 35°-10°
= 25°
c = Q:(m*delta t)
c = 5000:(20*25)
c = 5000: 500
c = 10 J/kg C°
H = m × c
= 20kg × 10 J/kg C°
= 200 J/ C°
Kalor lebur
Rumus:
dengan ketentuan:
- = Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori)
- = Massa zat (Gram, Kilogram)
- = Kalor lebur zat (Joule/kilogram, Kilojoule/kilogram, Joule/gram)
Kalor uap
Rumus:dengan ketentuan:
- = Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori)
- = Massa zat (Gram, Kilogram)
- = Kalor uap zat (Joule/kilogram, Kilojoule/kilogram, Joule/gram)
Berapa energi kalor yang diperlukan untuk menguapkan 5 Kg air pada titik didihnya, jika kalor uap 2.260.000 Joule/Kilogram ?
Jawab :
Diketahui : m = 5 Kg
U = 2.260.000 J/Kg
Ditanyakan : Q =..... ?
Jawab Q = m x U
= 5 Kg x 2.260.000 J/Kg
= 11.300.000 J
= 11,3 x 106 J
Asas Black
Rumus:Asas Black : Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepas..
5. Kecepatan
Kecepatan ada besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda berpindah. Besar dari vektor ini disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam satuan meter per sekon (m/s atau ms-1).Kecepatan biasa digunakan untuk merujuk pada kecepatan sesaat yang didefinisikan secara matematis sebagai:
Selain kecepatan sesaat, dikenal juga besaran kecepatan rata-rata yang didefinisikan dalam rentang waktu yang tidak mendekati nol.
6.
Hukum gerak Newton
Hukum gerak
Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar mekanika klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja
pada suatu benda dan gerak yang
disebabkannya. Hukum ini telah dituliskan dengan pembahasaan yang berbeda-beda
selama hampir 3 abad,[1] dan dapat
dirangkum sebagai berikut:
- Hukum Pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut.[2][3][4] Berarti jika resultan gaya nol, maka pusat massa dari suatu benda tetap diam, atau bergerak dengan kecepatan konstan (tidak mengalami percepatan).
- Hukum Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. atau F=Ma. Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan turunan dari momentum linear benda tersebut terhadap waktu.
- Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. F dan –F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai aksi dan –F adalah reaksinya.
Ketiga hukum
gerak ini pertama dirangkum oleh Isaac Newton dalam karyanya Philosophiæ Naturalis
Principia Mathematica, pertama kali diterbitkan pada 5 Juli 1687.[5] Newton
menggunakan karyanya untuk menjelaskan dan meniliti gerak dari bermacam-macam
benda fisik maupun sistem.[6] Contohnya
dalam jilid tiga dari naskah tersebut, Newton menunjukkan bahwa dengan
menggabungkan antara hukum gerak dengan hukum gravitasi umum, ia dapat
menjelaskan hukum pergerakan planet milik Kepler.
7. Energi kinetis
Energi kinetis atau energi gerak (juga disebut energi
kinetik) adalah energi yang dimiliki oleh sebuah benda karena gerakannya.
Energi kinetis sebuah benda didefinisikan sebagai usaha yang dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah
benda dengan massa tertentu dari keadaan diam hingga
mencapai kecepatan tertentu.
Energi kinetis sebuah benda sama dengan jumlah
usaha yang diperlukan untuk menyatakan kecepatan dan rotasinya, dimulai dari keadaan diam.
Sejarah dan etimologi
Aturan di dalam mekanika klasik yang menyatakan bahwa E ∝ mv² pertama kali
dikembangkan oleh Gottfried Leibniz dan Johann Bernoulli, yang menyatakan bahwa energi kinetik itu
adalah gaya yang hidup, vis viva. Willem
's Gravesande dari Belanda melakukan percobaan untuk membuktikan
persamaan ini. Dengan menjatuhkan benda dari ketinggian yang berbeda-beda ke
dalam blok tanah liat, 's Gravesande menyatakan bahwa kedalaman pada tanah liat
berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan. Émilie
du Châtelet menyadari implikasi eksperimen ini dan mempublikasikan
sebuah penjelasan.[1]
Mekanika klasik
Benda bertranslasi
Dalam mekanika klasik energi kinetik dari sebuah titik objek
(objek yang sangat kecil sehingga massanya dapat diasumsikan di sebuah titik),
atau juga benda diam, maka digunakan persamaan:
Keterangan:
Jika satuan menggunakan sistem SI,
maka satuan dari massa adalah kilogram, kecepatan dalam meter per detik, dan satuan energi kinetik dinyatakan dalam joule.
Contoh, energi kinetik dari sebuah benda yang
bermassa 80 kilogram bergerak dengan kecepatan 18 meter per detik, maka energi
kinetiknya adalah
Ek = (1/2)
· 80 · 182 J = 12.96 kiloJoule (kJ)
Karena besaran energi kinetik berbanding lurus
dengan kuadrat kecepatannya, maka sebuah objek yang kecepatannya meningkat dua
kali lipat, maka benda itu mempunyai energi kinetik 4 kali lipat dari semula.
Contohnya adalah, sebuah mobil yang bergerak dengan kecepatan 2 kali dari
kecepatan mobil lainnya, maka mobil itu juga membutuhkan jarak 4 kali lebih
jauh untuk berhenti, diasumsikan besar gaya pengeremannya konstan.
keterangan:
adalah momentum
adalah massa benda
Turunan
Usaha yang dilakukan akan mempercepat sebuah partikel
selama interval waktu dt, berasal dari perkalian dot antara gaya
dan perpindahan:
dimana kita mengasumsikan hubungan p = m v.
(Meskipun begitu, lihat juga turunan relativitas khusus di
bawah ini.)
Sesuai dengan perkalian dot maka kita akan
mendapatkan:
Selanjutnya (dengan mengandaikan massanya sama),
maka persamaannya menjadi:
Karena ini adalah total diferensial (hanya
bergantung pada keadaan terakhir, bukan bagaimana partikel menuju ke situ),
maka kita dapat mengintegralkan persamaan itu dan mendapatkan rumus energi
kinetik:
Persamaan ini menyatakan bahwa energi kinetik (Ek)
sama dengan integral perkalian dot antara kecepatan (v) dan perubahan momentum suatu benda (p). Diasumsukan bahwa benda
itu mulai bergerak tanpa energi kinetik awal (tidak bergerak/diam).
Benda berotasi
Jika suatu benda diam berputar pada garis-garis
yang melalui titik pusat massa benda, maka benda itu memiliki energi kinetik
rotasi (
) yang merupakan
penjumlahan dari seluruh energi kinetik yang dihasilkan dari bagian-bagian
benda yang bergerak, dan persamaannya:
Keterangan:
Energi kinetik relativistik pada benda tegar
Gunakan m untuk massa diam, v dan v untuk kelajuan dan kecepatan objek, dan c
untuk kecepatan cahaya pada ruang hampa, kita dapat mengasumsikan untuk
momentum linear bahwa momentum:
, dengan
.
Ingat bahwa
, maka kita
mendapat:
dengan E0 sebagai konstanta
integral. Maka:
Konstanta integral E0 ditemukan
dalam penelitian, bahwa ketika
dan
, sehingga
sehingga rumusnya menjadi:
Keterangan:
Untuk objek relativistik, besar momentumnya
adalah:
.
8. Energi potensial
Energi potensial adalah energi yang memperngaruhi benda karena posisi (ketinggian) benda tersebut yang mana kecenderungan tersebut menuju tak lain terkait dengan arah dari gaya yang ditimbulkan dari energi potensial tersebut. Satuan SI untuk mengukur usaha dan energi adalah Joule (simbol J).Sebutan "energi potensial" pertama kali dikemukakan oleh seorang teknik dan fisikawan berkebangsaan Skotlandia, William Rankine.[1][2]
Contoh
Contoh sederhana energi ini adalah jika seseorang membawa suatu batu ke atas bukit dan meletakkannya di sana, batu tersebut akan mendapat energi potensial gravitasi. Jika kita meregangkan suatu pegas, kita dapat mengatakan bahwa pegas tersebut membesar & memanjang berarti pegas tersebut mendapatkan energi potensial elastik.Berbagai jenis energi dapat dikelompokkan sebagai energi potensial. Setiap bentuk energi ini dihubungkan dengan suatu jenis gaya tertentu yang bekerja terhadap sifat fisik tertentu suatu materi (seperti massa, muatan, elastisitas, suhu, dll). Energi potensial gravitasi dihubungkan dengan gaya gravitasi yang bekerja terhadap massa benda; energi potensial elastik terhadap gaya elastik yang bekerja terhadap elastisitas objek yang berubah bentuk; energi potensial listrik dengan gaya Coulomb; gaya nuklir kuat atau gaya nuklir lemah yang bekerja terhadap muatan elektrik pada objek; energi potensial kimia, dengan potensial kimia pada suatu konfigurasi atomik atau molekular tertentu yang bekerja terhadap struktur atomik atau molekular zat kimia yang membentuk objek dan juga energi potensial termal dengan gaya elektromagnetik yang berhubungan dengan suhu objek.
Energi potensial elastis
Energi potensial elastis adalah energi potensial dari sebuah benda elastis (contohnya adalah busur panah) yang mengalami perubahan bentuk karena adanya tekanan atau kompresi. Akibatnya adalah akan ditimbulkannya gaya yang akan berusaha untuk mengembalikan bentuk benda tersebut ke bentuk awalnya. Jika tekanan/renggangan ini dilepas, maka energi ini akan berpindah menjadi energi kinetik.Kalkulasi dari energi potensial elastis
Energi potensial elastis tersimpan di dalam pegas yang direnggangkan dapat dihitung dengan menemukan usaha yang diperlukan untuk merenggangkan pegas tersebut sejauh x dari panjang asli pegas sebelum direnggangkan:Persamaan ini sering digunakan dalam perhitungan posisi kesetimbangan mekanis. Persamaan lainnya dapat dilihat di energi potensial elastis.
9. Tekanan hidrostatik
Sevolume kecil fluida pada kedalaman tertentu dalam sebuah bejana akan memberikan tekanan ke atas untuk mengimbangi berat fluida yang ada di atasnya. Untuk suatu volume yang sangat kecil, tegangan adalah sama di segala arah, dan berat fluida yang ada di atas volume sangat kecil tersebut ekuivalen dengan tekanan yang dirumuskan sebagai berikutP adalah tekanan hidrostatik (dalam pascal);
ρ adalah kerapatan fluida (dalam kilogram per meter kubik);
g adalah percepatan gravitasi (dalam meter per detik kuadrat);
h adalah tinggi kolom fluida (dalam meter)
10. Cepat
Rambat Gelombang
|
|
Cara Mengukur Cepat Rambat Gelombang
Panjang satu gelombang atau panjang gelombang sama
dengan jarak yang ditempuh oleh sebuah gelombang dalam satu periode. Panjang
gelombang disimbolkan dengan l (dibaca
Lambda) dan satuannya meter.
Periode gelombang adalah waktu
yang diperlukan untuk satu gelombang. Periode gelombang dinyatakan dengan
lambang T dan satuannya sekon.
Frekuensi gelombang adalah
jumlah gelombang yang terjadi dalam satu sekon.
Frekuensi gelombang dinyatakan dengan lambang f dan
satuannya hertz.
Cepat Rambat Gelombang adalah jarak
yang ditempuh oleh sebuah gelombang dalam waktu satu sekon. Cepat rambat
gelombang dinyatakan dengan lambang v satuannya m/s
Hubungan antara panjang gelombang, periode, frekuensi,
dan cepat rambat gelombang dituliskan sebagai berikut:
Keterangan: v =
cepat rambat gelombang (m/s)
l = panjang gelombang (m)
f = frekuensi (Hz)
T = Periode (s)
Contoh soal:
1. Diketahui sebuah gelombang seperti
pada gambar.
Tentukan:
a. Periode,
b. Frekuensi,
c. Amplitudo!
Jawab:
a. Periode
Gambar di atas terdiri dari3 puncak dan 2 lembah
berarti 2,5 gelombang.
2,5 gelombang = 0,4 sekon
1 gelombang =
= 0,4
sekon
Jadi, periodenya
adalah 0,4 sekon
b. Frekuensi
Jadi, frekuensinya adalah 2,5 Hz
c. Amplitudo
Dari gambar terlihat bahwa simpangan terjauhnya adalah
5 cm. Jadi, amplitudonya adalah 5 cm.
|
11. Hubungan Titik Fokus, Jarak Benda, dan Jarak Bayangan
Untuk
mengetahui hubungan antara titik fokus (f), jarak benda (s0) dan jarak bayangan
(s1) pada cermin, dapat diperoleh dengan melakukan percobaan. Bedasarkan hasil
percobaan, diperole bahwa nilai 1/s0 + 1/s1 tetap. Nilai
ini sama dengan 1/f. Jadi pada cermin lengkung (cekung dan cembung) berlaku:
Keterangan:
f
= jarak fokus
s0
= jarak benda ke cermin
s1
= jarak bayangan ke cermin
Perbesaran
merupakan perbandingan jarak bayangan terhadap cermin dengan jarak benda
terhadap cermin atau perbandingan tinggi bayangan terhadap tinggi benda.
Perbesaran dapat dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
M
= perbesaran
h0
= tinggi benda
h1
= tinggi bayangan
12.
Pembesaran
pada lensa
Perbesaran
optik adalah rasio antara ukuran nyata dari sebuah objek (atau ukuran dalam
gambar) dan ukuran yang benar, dan dengan demikian itu adalah angka berdimensi.
Linear
atau perbesaran transversal Untuk gambar nyata, seperti gambar
yang diproyeksikan pada layar, ukuran dimensi linier berarti (diukur, misalnya,
dalam milimeter atau inci).
Perbesaran
sudut Untuk instrumen optik dengan Lensa mata seorang, dimensi linear
dari gambar terlihat pada lensa mata (gambar virtual dalam jarak tak
terhingga) tidak dapat diberikan, sehingga ukuran berarti sudut subtended oleh
objek pada titik fokus (ukuran sudut .) Sebenarnya, orang harus mengambil
tangen dari sudut yang (dalam praktek, ini membuat perbedaan hanya jika sudut
lebih besar dari beberapa derajat). Jadi, perbesaran sudut didefinisikan
sebagai hi,
mana
sudut subtended oleh objek pada titik fokus depan tujuan dan sudut subtended
oleh gambar pada titik fokus lensa mata bagian belakang.
13. Hukum Coulomb
Hukum Coulomb adalah hukum yang menjelaskan hubungan antara gaya yang timbul antara dua titik muatan, yang terpisahkan jarak tertentu, dengan nilai muatan dan jarak pisah keduanya.
14.
Kuat Medan Listrik
Kuat Medan Listrik adalah besaran
yang menyatakan gaya coloumb per satuan muatan di suatu titik.
Misalnya di titik P, Lihat gambar.
-
Jika titik P di beri muatan , maka muatannya dinamakan muatan penguji (q),
dan selalu bermuatan positif
-
Q = Sumber muatan
-
Arah Kuat Medan Listrik (E), searah dengan arah gaya (F)
Secara matematik kuat medan Listrik
dirumuskan :
Karena Besar gaya Columb antara
muatan sumber Q dan muatan uji q, maka Rumus Kuat Medan Listrik adalah sebagai
berikut :
dengan : E = kuat medan
listrik (N/C)
Q = muatan
sumber (C)
r = jarak muatan uji trhadap muatan
sumber (m)
k = konstanta = =9×109 Nm2/C2
ε0 = permitivitas listrik vakum =
8,85 . 10-12 C2/Nm2
15. Kuat Arus Listrik
Posted on Februari 3, 2011 by
fisikanyaman2
Kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir
dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. Arah arus listrik (I) yang timbul
pada penghantar berlawanan arah dengan arah gerak elektron.
Keterangan :I = Kuat arus listrik yang mengalir (A)
Q = Muatan listrik (C)
t = Waktu (s)
Contoh soal :
Jika sebuah kawat penghantar listrik dialiri muatan listrik
sebesar 360 C dalam waktu 1 menit, maka berapa besarnya arus yang mengalir ?
Diketahui: Q = 360 Ct = 1 menit = 60 s
Maka kuat arus listrik ( I ) adalah ….
16.
Hukum Ohm
Hokum
Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.[1][2] Sebuah benda penghantar dikatakan
mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan
polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.[1] Walaupun pernyataan ini tidak
selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum"
tetap digunakan dengan alasan sejarah.[1]
Dimana :
- adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
- adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
- adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm.
Hukum
ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The
Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827. [5]
17. Rangkaian Seri
Rangkaian Seri
adalah salah satu rangkaian
listrik yang disusun secara sejajar (seri). Baterai dalam senter
umumnya disusun dalam rangkaian seri.
Rangkaian seri
Jumlah hambatan total rangkaian
seri sama dengan jumlah hambatan tiap- tiap komponen (resistor).
18. Rangkaian parallel
Rangkaian
Paralel adalah salah satu rangkaian
listrik yang disusun secara berderet
(paralel). Lampu yang
dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain listrik
paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal
dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal
inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan
biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain
kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan
susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau
rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya
Gabungan
antara rangkaian seri dan rangkaian paralel disebut rangkaian seri-paralel
(kadang disebut sebagai rangkaian campuran atau rangkaian kombinasi).
Rangkaian paralel
.
Jumlah kebalikan hambatan total
rangkaian paralel sama dengan jumlah dari kebalikan hambatan tiap- tiap
komponen (resistor).
19. Daya listrik
Daya
listrik didefinisikan
sebagai laju hantaran energi listrik dalam sirkuit listrik. Satuan SI
daya listrik adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yang mengalir per satuan waktu (joule/detik).
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti mengkonversi kerja ini ke dalam berbagai
bentuk yang berguna, seperti panas (seperti pada pemanas listrik), cahaya (seperti pada bola lampu), energi kinetik (motor listrik), dan suara (loudspeaker).
Listrik dapat diperoleh dari pembangkit
listrik atau penyimpan
energi seperti baterai.
Perumusan matematis daya listrik
Dalam rangkaian listrik
Daya
listrik, seperti daya mekanik, dilambangkan oleh huruf P dalam persamaan
listrik. Pada rangkaian arus DC, daya listrik sesaat dihitung menggunakan
Hukum Joule, sesuai nama fisikawan Britania James Joule, yang pertama kali menunjukkan bahwa
energi listrik dapat berubah menjadi energi mekanik, dan sebaliknya.
Sebagai contoh, lampu dengan daya 8 watt yang dipasang pada voltase (beda potensial) 220 V akan memerlukan arus listrik sebesar 0,0363636 A atau 36,3636 mA :
.
Hukum Joule dapat digabungkan
dengan hukum Ohm untuk menghasilkan dua persamaan tambahansebagai contoh:
20. Energi listrik
.Energi
listrik adalah energi akhir yang dibutuhkan bagi peralatan listrik/energiyang tersimpan dalam arus listrik untuk menggerakkan motor, lampu penerangan, memanaskan, mendinginkan ataupun
untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk
energi yang lain. Energi yang dihasilkan dapat berasal dari berbagai sumber,
seperti air, minyak, batu bara, angin, panas bumi, nuklir, matahari, dan lainnya. Energi ini besarnya dari beberapa Joule sampai ribuan hingga jutaan Joule
21. Gaya Lorentz
Kaidah tangan kanan
dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet B
Gaya
Lorentz adalah gaya
(dalam bidang fisika) yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet, B. Arah gaya ini akan mengikuti arah
maju skrup yang diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah medan
magnet, B, seperti yang terlihat dalam rumus berikut:
di
mana
Untuk
gaya Lorentz yang ditimbulkan oleh arus listrik, I, dalam suatu medan magnet
(B), rumusnya akan terlihat sebagai berikut (lihat arah gaya dalam kaidah
tangan kanan):
di
mana
F = gaya
yang diukur dalam unit satuan newton
B =
medan magnet dalam satuan tesla
= perkalian silang vektor, dan
22. Efisiensi Transformator
Posted
by Ngabidin .
Transformator atau
trafo tidak pernah ideal. Jika trafo digunakan, selalu timbul energi kalor.
Dengan demikian, energi listrik yang masuk pada kumparan primer selalu lebih
besar dari pada energi yang keluar pada kumparan sekunder. Akibatnya, daya
primer lebih besar daripada daya sekunder.
Berkurangnya
daya dan energi listrik pada sebuah trafo ditentukan oleh besarnya efisiensi
trafo.
Perbandingan
antara daya sekunder dengan daya primer atau hasil bagi antara energi sekunder
dengan energi primer yang dinyatakan dengan persen disebut efisiensi trafo.
Efisiensi trafo dinyatakan dengan η . Besar efisiensi trafo dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Langganan:
Postingan (Atom)